Jumat, 02 November 2012

kisah tukang parkir dan kehidupan nya :(


Dengan mengenakan seragam biru yang sudah lusuh. Ia berjalan dengan langkah pendek, sesekali bergegas menghampiri kendaraan sekitar. Pak Majunta namanya, Kakek berusia 70 tahun ini bekerja sebagai seorang petugas parkir di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat. 50 tahun lebih lamanya ia berkelana di ibu kota demi menafkahi keluarganya yang tinggal di Bogor.

Jika kita sering mendengar istilah “Sekejam-kejamnya ibu tiri, masih lebih kejam ibu kota”  itulah istilah yang tepat untuk menggambarkan kehidupan pak Majunta sehari-hari. Dengan penghasilan Rp 35 ribu hingga Rp 50 ribu tidaklah sebanding dengan kerja kerasnya setiap hari. Apalagi pendapatan yang jumlahnya jauh dari kata cukup itu masih harus dibagi dua kepada polisi yang berpatroli di kawasan tersebut.

“Biasanya mereka minta jatah 3-4 bungkus rokok atau beberapa cangkir kopi, jadi saya cuma bawa pulang Rp 15 ribu atau Rp 20 ribu, lumayan bisa saya tabung” kata Pak Majunta.

“Tapi saya tetap yakin, walaupun rezeki saya sepertinya diambil begitu saja, saya akan dapatkan rejeki lainnya” terangnya sambil membakar sebatang rokok.

Namun kesulitan yang sering dialaminya bukan hanya datang dari petugas polisi yang kerap meminta jatah. Para pengendara mobil ternyata juga ada beberapa yang enggan membayar lebih sebesar Rp 3 ribu dan seakan tidak peduli berapa lama mereka parkir disana.

Ia sempat pernah ditodong dengan senjata api ketika meminta uang parkir yang kurang. Menurutnya, ia tidak memaksa dan telah meminta dengan sopan. Disisi lain ia juga harus menyetorkan uang parkir tersebut ke beberapa pihak lainnya.

Sebuah pelajaran hidup yang sangat berharga tersemat dalam diri Pak majunta. Dibalik kerja kerasnya dan resiko yang kerap dihadapi selama menjadi petugas parkir, ia tetap bersyukur karena masih bisa memmberikan nafkah untuk keluarganya. “Alhamdullilah, Allah masih memberikan saya rezeki sampai hari ini,” katanya sambil tersenyum.

“Saya berharap suatu saat nanti bisa dapat pekerjaan tetap. mau berbagi ilmu dan mendidik anak-anak kecil” ujarnya sambil mengakhiri perbincangan malam itu.

Bagaimana dengan anda? Sudahkan anda bersyukur? Belajarlah mengucap syukur walau dalam keadaan sesulit apapun, karena diluar sana masih banyak orang-orang yang hidupnya lebih sulit dari kita namun mereka tetap bersyukur.jbjnbvn b,nbfghjchjklhijnmvhgknbhjmhbjk  jhb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar